
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran, menegaskan pentingnya pelestarian budaya Dayak sebagai pijakan strategis dalam membangun peradaban daerah menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Agustiar menyebut bahwa kekayaan budaya lokal bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi merupakan identitas hidup yang harus terus diperkuat melalui ruang-ruang publik yang inklusif dan bernuansa kultural.
“Huma Betang Night adalah simbol komitmen kita dalam menjaga identitas budaya daerah dan memastikan warisan leluhur tetap hidup di tengah arus modernisasi,” kata Gubernur di hadapan ribuan masyarakat, Sabtu malam, 15 Juni 2025.
Ia menambahkan, bahwa pelibatan generasi muda dalam kegiatan budaya menjadi strategi utama untuk memastikan keberlangsungan nilai-nilai lokal di tengah tantangan zaman.
“Kami ingin menjaga warisan budaya dan memperkuat kearifan lokal sebagai pijakan menuju Kalimantan Tengah yang berkah, maju, dan sejahtera,” lanjutnya.
Acara Huma Betang Night dirancang sebagai bagian dari program Car Free Night, yang tidak hanya berorientasi pada pengurangan emisi dan penciptaan ruang kota yang bersih, tetapi juga sebagai panggung terbuka bagi pertunjukan seni budaya khas Dayak.
Bundaran Besar Palangka Raya, sebagai ruang ikonik ibu kota provinsi, dihidupkan kembali menjadi pusat aktivitas sosial, ekonomi kreatif, dan pelestarian budaya masyarakat Kalimantan Tengah.
Kegiatan ini akan digelar secara rutin setiap akhir pekan, sebagai bentuk konsistensi Pemerintah Provinsi dalam mendorong pelibatan masyarakat dalam penguatan jati diri daerah melalui seni pertunjukan, musik, tari, dan karya busana lokal.
Semangat kolaborasi dan keterbukaan internasional juga tercermin dari kehadiran delegasi Turki yang dipimpin Senator Serkan Bayram. Delegasi tersebut sebelumnya telah bertemu dengan Gubernur di Istana Isen Mulang dalam suasana penuh keakraban.
Kehadiran mereka dalam Huma Betang Night mencerminkan arah diplomasi budaya yang tengah dikembangkan oleh Kalimantan Tengah sebagai bentuk promosi identitas daerah di mata dunia.
Panggung budaya malam itu dimeriahkan oleh berbagai penampilan khas, mulai dari tari Giring-Giring oleh anak-anak SSB Tunjung Nyaho, pertunjukan musik dan tari dari SSB Darung Tingang, hingga tari Dadas Bawo oleh seniman lokal.
Puncak acara dimeriahkan oleh penampilan artis ibu kota Tri Suaka dan Nabila Maharani, yang sukses menarik perhatian dan antusiasme ribuan warga yang memadati Bundaran Besar malam itu.
Editor: Maulana Kawit