website murah
website murah
website murah
website murah

DPRD Murung Raya Pelajari Sistem TPST Banyumas sebagai Referensi Pengelolaan Sampah

Ketua Komisi III DPRD Murung Raya, Mahyono. (Ist)

INTIMNEWS.COM, PURUK CAHU – DPRD Kabupaten Murung Raya bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dalam rangka kaji banding pengelolaan dan daur ulang sampah. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya penguatan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang pengelolaan sampah yang tengah digodok.

“Banyumas merupakan kabupaten terbaik di Indonesia dalam pengelolaan sampah berbasis lingkungan,” ujar Anggota DPRD Murung Raya, Mahyono, saat dihubungi pada Rabu (16/4).

Mahyono yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III sekaligus anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Murung Raya menjelaskan bahwa kunjungan dilakukan pada Selasa (15/4). Dalam kesempatan tersebut, rombongan meninjau langsung proses daur ulang sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kedungrandu, Banyumas.

“Bersama mitra kerja kami dari DLH, kami diterima dengan baik oleh pihak TPST. Kami menyaksikan langsung bagaimana sampah diolah menjadi produk bernilai ekonomi,” jelas Mahyono.

Ia menambahkan, hasil olahan sampah di TPST Kedungrandu meliputi paving block dari limbah plastik yang digunakan sebagai bahan bakar, serta kompos yang dihasilkan dari sampah organik. Menurutnya, Banyumas tidak lagi menggunakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seperti yang umum digunakan di daerah lain.

“Di Banyumas tidak ada TPA seperti di daerah kita. Sampah yang tidak dapat diolah akan langsung dibakar. Ini yang perlu kita adopsi dan terapkan di Murung Raya melalui Raperda yang sedang kami siapkan,” lanjutnya.

Sebelum melakukan kunjungan ke Banyumas, DPRD Murung Raya juga telah meninjau lokasi pengelolaan sampah di Puruk Cahu dan TPA di Jalan Negara Puruk Cahu – Muara Teweh sebagai bagian dari studi awal.

Untuk tahap awal penerapan TPST di Murung Raya, Mahyono menyebut akan dimulai dalam skala kecil, mengingat volume sampah di daerah tersebut masih di bawah tujuh ton per hari. Fokus utama pengolahan adalah produksi kompos dari limbah organik. (Jmy/And)


Berita Rekomendasi
Pasang Iklan