INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Ada pemandangan yang tak biasa di Jalan HM Rafii, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, tepatnya di depan Bakso Bakar Arema. Seorang wanita paruh baya bertopi dengan peluit yang tergantung di lehernya dan menggunakan rompi parkir bertuliskan “Juru Parkir”.
Wanita tersebut terlihat sibuk memarkirkan kendaraan bermotor milik masyarakat yang berada di jalan tersebut.
Keringat bercucuran membasahi baju dan wajahnya disiang bolong. Mungkin bagi sebagian orang itu merupakan suatu hal yang janggal karena seorang wanita tidak lazim berprofesi sebagai juru parkir yang notabene dikerjakan oleh lelaki.
Wanita paruh baya itu biasa dipanggil Ibu Marni asal Desa Sungai Bedaun Kecamatan Kumai. Pekerjaan sebagai juru parkir ini sudah dilakoninya. Di usianya yang kini mencapai 44 tahun, Marni terpaksa harus mandiri.
Sebenarnya Marni tidak ingin menjalani pekerjaan yang seharusnya dilakoni oleh kaum lelaki ini. Tuntutan ekonomi dan ditinggal suaminya untuk selamanya menuntut Ibu empat anak ini mandiri dan tegas untuk mencari rezeki sebagai tukang parkir.
Semenjak suaminya meninggal, Ibu Marni memang harus mencari nafkah sendiri untuk menghidupi dirinya .
“Iya mas kami cari nafkah sendiri, suami saya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Kami sudah menjalankan profesi tukang parkir sudah 1 tahun, di jalan HM Raffi ini baru 1 bulan,” ucap Ibu Marni kepada media ini, Selasa (12/12/2023).
“Kami stand by di jalan ini dari pukul 09.30 wib pagi hingga pukul 16.00 wib sore. Pendapatan kami satu hari mencapai Rp 70 ribu mas, cukuplah untuk saya sendiri. Kami punya empat anak,” sambungnya.
Ia mengaku jika Anaknya yang paling kecil (13 tahun), sejak SD sudah berhenti sekolah. “Kami tidak punya biaya untuk sekolah, saat ini anak saya yang paling kecil ikut abangnya kerja di sawitan,” ungkapnya.
“Anak saya punya keinginan untuk sekolah namun biaya tidak punya, dulu sempat ikut saya parkir namun sekarang dibawa abangnya kerja di sawit,” tutup ibu Marni.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian