website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

Dinkes Kalteng: Pasien TBC Tak Boleh Putus Obat, Harus Jalani Hingga Tuntas

Kadis Kesehatan Kalteng dr Suyuti Syamsul. (Ist)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), dr Suyuti Syamsul mengajak masyarakat untuk aktif mendukung penuntasan tuberkulosis (TBC) dengan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala serta menjalani pengobatan hingga tuntas.

dr Suyuti menjelaskan bahwa pasien TBC tidak perlu cemas karena penyakitnya dapat disembuhkan. Masyarakat diharapkan dapat segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit. Untuk diagnosa awal pengobatan akan diberikan gratis, dan bagi pasien TBC yang masuk dalam program semua pengobatan ditanggung pemerintah.

“TBC adalah penyakit menular yang membutuhkan pengobatan lama. Putus obat selain akan merugikan diri sendiri juga sangat merugikan orang sekitarnya,” ujarnya saat dihubungi Intimnews, Selasa 17 Juni 2025.

Kepatuhan menjalani pengobatan secara teratur selama enam bulan dan rutin meminum obat justru menjadi kunci keberhasilan penyembuhan pasien TBC. Karena jika hal tersebut tidak dilakukan, maka penyakit TBC ini akan menjadi Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB-MDR) yang kebal obat.

“Bagi penderitanya, penyakitnya tidak sembuh dan dapat menyebabkan kematian. Angka kematian TBC termasuk tinggi. Putus obat dapat menyebabkan kuman TBC menjadi kebal terhadap obat dan jika menular ke orang sekitarnya akan sulit disembuhkan,” papar Suyuti.

Ia menyebutkan, menuntaskan TBC sendiri tidak hanya bergantung pada pengobatan bagi penderita positif, tetapi juga pada mereka yang memiliki kontak erat dengan penderita TBC. Meskipun hasil pemeriksaan menunjukkan negatif, mereka tetap disarankan menjalani Terapi Pencegahan TBC (TPT).

Kini, terapi pencegahan lebih mudah dilakukan dengan obat yang cukup dikonsumsi seminggu sekali selama tiga bulan. Sementara itu, bagi penderita TBC positif, pengobatan harus dilakukan setiap hari selama enam bulan.

Penyakit TBC merupakan penyakit menular, disebabkan oleh masuknya kuman Mycobacterium Tb ke dalam tubuh dan menyerang paru-paru manusia. Ada beberapa faktor risiko dari penyakit ini, yaitu kebiasaan merokok, pencemaran udara atau polusi dan juga tertular oleh suspek TBC lainnya.

Di Kalteng, beberapa waktu lalu terjadi kasus penundaan keberangkatan dua orang calon jamaah haji, karena dalam hasil pemeriksaan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin terdeteksi menderita penyakit TBC dan putus pengobatan.

Menanggapi itu, dr Suyuti berharap masyarakat Kalteng yang menderita TBC untuk tidak takut memeriksakan diri dan selalu rutin mejalani pengobatan. Terlebih pemerintah punya komitmen penuh untuk menanggulangi penyakit TBC di tengah masyarakat, ditunjukkan dengan fasilitas dan layanan yang di sediakan di puskesmas terdekat.

“Untuk obat, gratis. Bisa didapatkan di puskesmas terdekat. Warga jangan takut berobat,” tutupnya.

Dinkes Kalteng sendiri telah menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif mengenai TBC yang menjangkau masyarakat luas, termasuk edukasi melalui media online, kampanye informasi melalui videotron di Bundaran Besar dan Bandara Tjilik Riwut, talkshow interaktif, serta kegiatan Temu Kader TBC yang memberikan ruang diskusi dan pembelajaran bersama antara kader, penyintas, dan pengelola program.

Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan