INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui UPT Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawas Benih (BP3B) Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng memberikan perhatian besar terhadap PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (PT. GSIP), produsen benih kelapa sawit satu-satunya di Kalteng. Salah satunya terlihat dalam kegiatan monitoring dan persiapan evaluasi kebun induk kelapa sawit yang digelar di kebun milik PT. GSIP, Desa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, pada Selasa 24 Juni 2025.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Kepala UPT BP3B David Hariyanto bersama sejumlah Pengawas Benih Tanaman (PBT) dan Petugas Teknis UPT BP3B. Mereka melakukan pengawasan sekaligus koordinasi terkait persiapan evaluasi kebun sumber benih kelapa sawit milik PT. GSIP.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng, H. Rizky Ramadhana Badjuri, melalui Kepala UPT BP3B, David Hariyanto, mengimbau para pelaku usaha perkebunan untuk memprioritaskan penggunaan benih unggul dan berkualitas. Hal ini dianggap sebagai salah satu kunci keberhasilan sektor perkebunan kelapa sawit.
“Gunakan benih yang sudah terjamin kualitasnya, yang berasal dari sumber benih unggul yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian RI,” ujar David Hariyanto.
Sebagai anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk, PT. GSIP saat ini menjadi satu-satunya produsen kecambah kelapa sawit di Kalteng, serta termasuk dalam daftar 20 sumber benih kelapa sawit unggul di Indonesia. Dengan potensi produksi mencapai 2 juta butir benih kelapa sawit per tahun, PT. GSIP siap memenuhi kebutuhan pasar dengan benih berkualitas.
Varietas benih kelapa sawit yang diproduksi oleh PT. GSIP meliputi D x P Simalungun, D x P AAL Sejahtera, D x P AAL Nirmala, dan D x P AAL Lestari.
David Hariyanto menjelaskan, varietas D x P Simalungun merupakan hasil kerja sama waralaba dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Benih ini memiliki pohon induk betina (Dura) sebanyak 240 pohon yang berada di kebun PT. GSIP, sementara polennya berasal dari pohon induk jantan (Pisifera) milik PPKS Medan. Keunggulan varietas D x P Simalungun adalah kemampuannya berbuah pada usia sekitar 22 bulan, dengan daging buah mencapai 88-90%, serta dapat ditanam di berbagai jenis lahan.
Pohon induk Dura Simalungun milik PT. GSIP juga telah ditetapkan sebagai sumber benih kelapa sawit unggul sesuai dengan SK Menteri Pertanian RI Nomor: 93/Kpts/KB.020/2/2015. Benih tersebut aktif dijual hingga saat ini.
Sementara itu, varietas D x P AAL Sejahtera, D x P AAL Nirmala, dan D x P AAL Lestari sepenuhnya dikembangkan oleh PT. GSIP. Ketiga varietas tersebut telah dirilis oleh Menteri Pertanian RI pada 29 Januari 2021 dan kebun induk untuk masing-masing varietas telah ditetapkan melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor: 36/Kpts/KB.020/09/2021, Nomor: 37/Kpts/KB.020/09/2021, dan Nomor: 38/Kpts/KB.020/09/2021.
Lalu Firman Budiman, Head of Seed Production PT. GSIP, mengatakan bahwa ketiga varietas ini memiliki beberapa keunggulan, salah satunya pertumbuhannya yang lambat. Rata-rata pertumbuhan batang untuk ketiga varietas tersebut hanya sekitar 40 cm per tahun, yang diperkirakan membuat tanaman hanya mencapai tinggi maksimal 10 meter pada umur 25 tahun. Ini tentunya mempermudah proses pemanenan tandan buah sawit (TBS).
Selain itu, karakteristik buah dari ketiga varietas ini sangat menjanjikan. Cangkang buah yang tipis (kurang dari 2 mm), daging buah tebal (di atas 80%), jumlah tandan yang lebih banyak, serta rendemen minyak yang tinggi (di atas 23%) menjadikan ketiga varietas ini berpotensi menghasilkan TBS lebih dari 30 ton per hektar per tahun dengan produksi minyak (CPO) di atas 7 ton per hektar per tahun.
Ketiga varietas ini juga dapat beradaptasi dengan baik pada lahan gambut, baik lahan datar maupun bergelombang, sehingga sangat cocok untuk dikembangkan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Rencananya, PT. GSIP akan mulai mendistribusikan benih kelapa sawit dari ketiga varietas ini secara komersial kepada pekebun dan masyarakat umum pada tahun 2026.
Editor: Andrian