website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

Cari Nafkah Tanpa Lelah, Pria ini Pagi Jualan Jasuke Lanjut Jadi Badut hingga Malam Hari

Salah satu badut yang ada di depan Borneo Swalayan di jalan HM Raffi. (Yusro)

INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Setiap orang tentu ingin mendapatkan pekerjaan yang halal. Entah itu sebagai pegawai kantoran, buruh pabrik ataupun menjadi badut. Seperti yang dilakukan pria 21 tahun ini, ia tetap mencari uang hingga larut malam dan rela menjadi badut demi anak istrinya.

Tanpa kenal lelah dia tetap mengenakan badut maskot. Tak hanya itu, rupanya pria tersebut pagi harinya berjualan Jasuke (Jagung, Susu, Keju), keliling.

“Iya mas saya pagi hari jualan Jasuke dan sore harinya langsung mengenakan baju badut hingga malam hari,” kata Dino sambil menunduk kelelahan, Senin (12/6), malam.

“Saya menikah di usia muda dan anak sudah dua. Saya harus keras dalam kehidupan ini dan saya tidak malu, ini semua demi anak dan istri,” imbuh Doni saat dibincangi media ini.

Dengan mengenakan kostum badut, ia mengaku jika setiap malam selalu di depan Borneo Swalayan di jalan HM Raffi.

Tidak mengenal lelah, Doni melambaikan tangan mereka kepada para masyarakat yang berkunjung maupun pulang dari mall. Tidak lupa, ia pun berpose lucu agar masyarakat yang melihat dapat terhibur.

Beberapa bulan terakhir ini, keberadaan badut jalanan memang sedang menjamur di area Kota. Namun Doni lebih memilih di area Borneo Swalayan. Di samping tidak beresiko, dirinya juga mengerti larangan dari pemerintah daerah.

Sejak sore hari hingga malam, Doni beraksi menantikan para dermawan memberikan sedikit rezekinya. Berharap adanya tangan-tangan kecil yang menyodorkan sebagian uang yang bagi Doni sangat berarti.

Namun, ada suatu hal yang tersembunyi di balik kostum badut Doni, yakni perasaan lelah, gelisah, dan sedih yang mereka benamkan dalam gestur keceriaan.

“Memilih pekerjaan ini tidak apa-apa, sehat. Terus kalau sakit bawa main badut aja bawa senang,” ujar Doni, sambil melepas kepala badut yang dikenakannya untuk menghirup udara.

“Jadi badut sudah enam bulan ini sih. Terus, kita juga tetap menjaga ketertiban supaya tidak mengganggu pengunjung yang lain saat keluar dari mall. Supaya enak juga,” sambungnya.

Doni juga merasa gelisah dan waspada ketika ada mobil aparat yang sedang melintas. Ia khawatir, ada razia yang menjaring pencari nafkah di jalanan seperti dirinya dan kawan-kawannya.

“Kalau suka dukanya selama jadi badut itu ya kena hujan-panas. Terkadang sehari ada dapat rezeki, terkadang besok-besoknya tidak dapat rezeki. Tapi saya syukuri saja, terus itu kalau enggak dapat rezeki itu pas hujan soalnya enggak bisa kerja,” tuturnya.

“Perhari biasanya kalau rame kita dapat sekitar Rp 100 ribu, tapi itu nanti dipotong sama biaya sewa kostum badut ini. Dari yang punya biasanya dia minta Rp 30 ribu, tapi kalau kita dapat Rp 70 ribu seharinya, itu nanti dia minta Rp 20 ribu aja. Jadi perhari kita bayar sewa kostum badutnya. Dipotongnya sesuai dengan penghasilan dalam sehari itu,” jelas Doni.

Doni merupakan salah satu badut jalanan yang ada di Kota Manis Pangkalan Bun. Meski begitu, ia tetap semangat menularkan kebahagian kepada orang-orang di sekitar mereka, yakni dengan cara menghibur dan membuat orang lain tertawa saat melihat sedang berpose imut dan melambaikan tangan kepada warga yang tengah lewat.

Penulis: Yusro
Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan