website murah
website murah
website murah
website murah

Camat MBK Ajak Warga Wujudkan Kawasan Anti Narkoba di Belakang Eks Golden Sampit

Irfansyah, Camat Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur. (Ist)

INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kawasan area eks Golden selama ini dinilai menjadi pusat terjadinya peredaran barang terlarang jenis sabu-sabu di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Melihat lokasi yang sangat rawan tersebut, Camat Mentawa Baru Ketapang (MBK), Irpansyah, mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan kawasan anti narkoba di area belakang eks Golden.

“Kami berkomitmen ingin menjadikan kawasan itu bebas narkoba. Namun komitmen ini membutuhkan dukungan warga sekitar. Jadi ketika RT sudah mendukung, sosialisasi yang direncanakan BNNK dan DPRD akan dilakukan,” ujar Irpansyah, Selasa, 3 Desember 2025.

Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan di Kelurahan Mentawa Baru Hulu bersama perwakilan tiga RT yang berada di wilayah belakang eks Golden.

Ia menjelaskan bahwa BNNK bersama DPRD Kotawaringin Timur telah merencanakan langkah preventif untuk menekan peredaran narkoba di lokasi tersebut. Rencana ini sebelumnya dibahas dalam Rapat Koordinasi persiapan Operasi Pemulihan Kawasan Rawan Narkoba di Kantor DPRD Kotim.

Menurutnya, peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya ini. “Kami membentuk kelompok swadaya masyarakat anti narkoba. Nantinya peran dan tugasnya meminta bimbingan dari BNNK,” jelasnya.

Ia berharap gerakan tersebut mampu memberikan efek jera kepada para pengedar maupun pemakai, serta menghapus stigma kawasan itu sebagai tempat peredaran narkoba. “Secara bertahap kita lakukan pendekatan preventif agar image negatif yang melekat tidak ada lagi,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan warga setempat menyatakan dukungan terhadap rencana sosialisasi dan pembentukan kawasan anti narkoba. Warga menyebut pelaku peredaran narkoba yang kerap terlihat di belakang eks Golden bukanlah penduduk sekitar.

“Para pelaku itu bukan warga sini. Mereka datang lalu pulang, memanfaatkan keramaian di area pasar. Kegiatan mereka hampir setiap malam,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Ia mengakui bahwa warga merasa terganggu sekaligus takut melapor karena khawatir mendapat ancaman.

“Kalau hanya mengandalkan warga, kami tidak bisa menghentikan itu. Kami butuh dukungan BNNK karena warga takut. Bahkan jika ada penangkapan dan diminta jadi saksi, kami takut. Selama ini kami juga bingung harus melapor ke mana yang menjamin keamanan,” ungkapnya.

Warga berharap program pencegahan narkoba tidak berhenti pada satu kali sosialisasi, tetapi ditindaklanjuti dengan patroli rutin, pemasangan baliho anti narkoba, serta pendampingan berkelanjutan.

“Kalau ada patroli rutin, saya yakin mereka akan kabur dari lokasi itu,” pungkasnya.

Penulis: Oktavianto

Editor: Andrian 

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan