website murah
website murah
website murah
website murah

Banjir Tahunan, DPRD Kotim: Drainase Antang Barat Butuh Prioritas

Anggota DPRD Kotim, Muhammad Idi turun langsung bergotong royong bersama warga Antang Barat. (Ist)

INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Seruan kuat agar Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) segera memprioritaskan pembangunan drainase di wilayah Antang Barat, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kembali mencuat. Sekretaris Komisi IV DPRD Kotim, Muhammad Idi, menegaskan bahwa persoalan banjir di kawasan itu telah berlangsung bertahun-tahun dan masih belum mendapat penanganan memadai dari pemerintah daerah.

Idi menyampaikan, banyaknya keluhan warga yang mengalami banjir hampir setiap musim hujan menjadi alarm yang tidak boleh diabaikan. Menurutnya, genangan yang merendam permukiman bukan hanya sekadar masalah teknis, tetapi sudah menjadi persoalan serius yang mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

“Masalah banjir di kawasan Antang Barat harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah,” ujar Idi kepada wartawan, Senin, 27 Oktober 2025.

Ia menilai, penanganan tidak bisa lagi bersifat parsial atau sementara, melainkan harus melalui pembangunan sistem drainase permanen dan terintegrasi.

Idi yang turun langsung bergotong royong bersama warga mengatakan, banjir disebabkan oleh kondisi drainase yang dangkal serta tidak terhubung dengan saluran utama. Kondisi tersebut menyebabkan air hujan tidak mengalir sebagaimana mestinya dan meluap ke jalan hingga permukiman.

“Air tertahan dan tidak menemukan jalur pembuangan yang jelas. Akibatnya, jalan poros berubah seperti sungai setiap hujan deras,” ujarnya.

Selain drainase, Idi menyoroti kondisi jalan poros Antang Barat yang menjadi akses penting antar-kelurahan menuju pusat Kota Sampit dan area pemakaman umum. Ia menilai, kerusakan jalan dan tingginya genangan memperparah aktivitas warga, terlebih saat membawa keperluan keluarga yang menghadapi musibah kematian.

“Jalan ini digunakan masyarakat untuk kegiatan sehari-hari, termasuk menuju pemakaman. Jadi sudah seharusnya menjadi prioritas perbaikan,” tegas politisi PKB itu.

Idi juga mengapresiasi warga RT 43 yang secara swadaya memperbaiki parit di lingkungan mereka. Kepedulian itu, katanya, menunjukkan besarnya peran serta masyarakat, meski tanpa dukungan anggaran daerah. Namun, ia menilai gotong royong warga tidak bisa dijadikan solusi permanen.

“Mereka berharap pemerintah ikut turun tangan membangun drainase yang permanen dan berkelanjutan,” tambahnya.

Berdasarkan catatan warga setempat, hampir setengah wilayah Antang Barat terdampak banjir setiap tahun. Sebagian rumah warga harus ditinggikan demi menghindari air masuk ke dalam rumah saat curah hujan meningkat. Karena itu, Idi mendesak agar pembangunan drainase dan peningkatan jalan masuk dalam prioritas program tahun anggaran 2026.

“Jalan utama belum pernah diperbaiki. Kami berharap tahun depan sudah ada tindak lanjut dari pemerintah daerah,” ucapnya.

Sementara Ketua RT 43/RW 14, Mat Hali, mengungkapkan bahwa warga secara rutin melakukan gotong royong membersihkan parit sepanjang jalan poros untuk mengurangi risiko banjir. Namun, ia mengakui bahwa upaya swadaya tersebut tidak cukup memberikan solusi jangka panjang.

“Kalau hujan deras, pasti ada rumah warga yang tergenang. Kami berharap tahun depan pemerintah bisa memperbaiki jalan dan drainase, karena sudah lama tidak tersentuh pembangunan,” katanya.

Mat Hali menambahkan, air tergenang selama berhari-hari juga menimbulkan risiko kesehatan. Ia menyebut, kasus demam berdarah dengue (DBD) pernah menyerang warga akibat banyaknya kubangan air sebagai tempat berkembang biak nyamuk. Karena itu, ia meminta pemerintah tidak hanya melihat persoalan sebagai isu fisik semata, tetapi juga persoalan kesehatan publik.

Dengan kondisi tersebut, masyarakat Sawahan, khususnya Antang Barat, berharap pemerintah daerah segera merealisasikan pembangunan drainase permanen serta peningkatan jalan poros. Mereka menilai, kepastian kebijakan dan alokasi anggaran menjadi jalan keluar agar wilayah mereka terbebas dari banjir tahunan dan risiko penyakit.

Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan