INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Bambang Irawan, menilai program percepatan swasembada pangan yang digagas Pemerintah Provinsi Kalteng bukan sekadar proyek pertanian biasa. Menurutnya, langkah ini adalah bagian penting dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis global yang kian nyata.
Bambang mengatakan, Kalteng memiliki potensi besar yang belum tergarap optimal. Dengan hamparan lahan yang subur dan luas, daerah ini seharusnya mampu menjadi salah satu penyangga utama pangan nasional.
“Potensi kita luar biasa. Kalau dikelola dengan serius, Kalteng bisa berkontribusi besar terhadap kebutuhan pangan Indonesia,” ujarnya, Selasa (15/7/2025).
Ia menilai, target Luas Tambah Tanam (LTT) yang ditetapkan Kementerian Pertanian sebesar 164.358 hektare bisa dicapai jika didukung oleh kebijakan yang berpihak kepada petani. Mulai dari penyediaan sarana produksi pertanian, pembangunan infrastruktur seperti jaringan irigasi, hingga distribusi pupuk bersubsidi yang merata dan tepat sasaran.
“Kalau negara benar-benar hadir di tengah petani, mendampingi mereka dari proses awal hingga panen, swasembada pangan bukan lagi sekadar jargon. Ini bisa jadi kenyataan,” tegas Bambang.
Ia menekankan, komitmen pemerintah daerah menjadi kunci agar semangat petani di lapangan tidak luntur oleh kendala teknis maupun ekonomi.
Lebih lanjut, politisi ini menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan swasembada pangan. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Kalteng, kata dia, perlu memperkuat kerja sama dengan TNI, pemerintah kabupaten dan kota, serta kelompok tani di seluruh wilayah.
“Gerakan ini tidak bisa berjalan sendiri. Semua pihak harus terlibat dan punya peran nyata,” imbuhnya.
Bambang juga mengingatkan agar pemerintah tidak hanya terfokus pada target luas tanam semata. Menurutnya, kesiapan petani dan efektivitas pendampingan di lapangan jauh lebih menentukan hasil akhir program.
“Yang dibutuhkan bukan hanya hektare demi hektare, tapi juga semangat gotong royong untuk menjaga keberlanjutan produksi,” ujarnya.
Ia berharap, upaya swasembada pangan di Kalteng menjadi gerakan kolektif yang menghidupkan kembali semangat pertanian rakyat. “Kalau semua bergerak bersama—pemerintah, petani, dan masyarakat—kita tidak hanya menanam padi, tapi juga menanam harapan bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia,” pungkasnya.
Editor: Andrian