
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Jalan Lingkar Selatan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terus menjadi sorotan lantaran kondisinya yang rusak berat dinilai menghambat kelancaran ekonomi daerah.
Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Tengah, Abdul Hafid, menyatakan pentingnya penanganan cepat terhadap jalan tersebut. Menurutnya, kerusakan yang dibiarkan berlarut-larut akan memperburuk distribusi barang dan jasa di wilayah tersebut.
Hal ini disampaikan Hafid dalam rapat dengar pendapat bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Tengah. Dalam forum itu, ia menegaskan bahwa pembangunan jalan lingkar itu harus menjadi prioritas utama.
“Sudah ada alokasi anggaran sekitar Rp30 miliar, namun kita ingin memastikan pelaksanaannya tepat sasaran. Bila masih kurang, harus segera ditambahkan agar tidak terhenti di tengah jalan,” ungkap Hafid, Rabu 7 Mei 2025.
Ia mengapresiasi keseriusan Dinas PUPR dalam merespons masalah tersebut dan berharap tindak lanjutnya tidak hanya sekadar janji, tetapi benar-benar diwujudkan dalam bentuk pekerjaan fisik yang berkualitas.
Jalan Lingkar Selatan menurut Hafid memiliki fungsi strategis sebagai jalur alternatif untuk kendaraan besar yang menuju kawasan industri. Jika tak segera diperbaiki, maka arus kendaraan berat akan terus masuk ke tengah kota.
“Kondisi ini menguras anggaran daerah setiap tahun karena jalan kota menjadi cepat rusak akibat dilintasi kendaraan melebihi kapasitas,” jelasnya.
Politisi dari Fraksi PAN itu juga menyinggung soal keselamatan. Ia menyebut beberapa insiden kecelakaan telah terjadi akibat kehadiran truk-truk besar di jalur dalam kota, yang semestinya bukan untuk kendaraan berat.
“Sudah ada korban jiwa karena ini. Jalan kota tidak semestinya menjadi jalur utama angkutan industri,” ujarnya menegaskan.
Sebagai mantan Ketua PWI Kotim, Hafid menyatakan dirinya akan terus mengawal proyek tersebut hingga selesai. Ia menolak adanya pemangkasan dana karena pembangunan jalan ini dianggap sangat penting bagi aktivitas publik.
Dirinya menilai jalan lingkar bukan sekadar infrastruktur, tapi urat nadi ekonomi Kotim. Oleh sebab itu, setiap prosesnya harus dikawal secara serius, baik dari segi pelaksanaan maupun pengawasan kualitasnya.
Hafid, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Kalimantan Tengah, menyebut proyek ini sudah dalam tahap lelang dan diperkirakan akan segera dimulai dalam waktu dekat.
“Proses tender sudah berjalan. Kita hanya menunggu eksekusi fisiknya di lapangan. Masyarakat pun berharap besar pada perbaikan jalan ini,” katanya.
Ia berharap proyek tidak hanya selesai cepat, tetapi juga dikerjakan sesuai spesifikasi. Hafid mengingatkan bahwa mutu jalan sangat menentukan umur pakainya dalam jangka panjang.
Menurutnya, seluruh pihak, termasuk warga, perlu ikut serta memantau jalannya proyek agar pembangunan tersebut benar-benar membawa manfaat dan tidak kembali menimbulkan masalah baru di masa depan.
Jika jalan ini dapat segera difungsikan, Hafid optimistis arus logistik akan lebih lancar, angka kecelakaan menurun, dan beban keuangan daerah akibat perbaikan jalan kota bisa ditekan.
Penulis: Maulana Kawit