website murah
website murah
website murah
website murah

Aksi Kekerasan Terhadap HMI: Bukti PMII UIN Jambi Tidak Bersahabat

Nur Isna, Kader HMI UIN Jambi. (Dok. Pribadi

Oleh: Nur Isna (Kader HMI UIN Jambi)

Saya ingin berangkat dari sebuah konsep besar dalam Islam, yang menegaskan pentingnya sinergitas, kolaborasi, solidaritas untuk mencapai kepentingan bersama. Di kalangan sesama muslim, kita menyebutnya ukhuwah Islamiyyah. Kontra dari ukhuwah Islamiyyah adalah kondisi di mana hidup tidak harmonis, saling intrik, bermusuhan, dan muncul konflik-konflik yang bertolak belakang dari produktivitas.

Berkaca dari gagasan ukhuwah Islamiyyah, mari kita refleksikan dengan kondisi yang terjadi pada ruang akademis UIN STS Jambi. Di tanggal 27 Agustus 2025, pada rangkaian penutupan PBAK UIN Jambi, terdapat aksi kekerasan yang dilakukan sekelompok anggota PMII terhadap kader HMI. Akibat dari gerakan brutal yang dilakukan, terdapat kader HMI yang mengalami luka fisik. Selain itu, terdapat insiden bendera HMI diinjak-injak di depan para kadernya. Saya akan mencoba mengurai satu per satu, dari aspek demokrasi intelektual, ke-PMII-an, dan apa sebenarnya makna dari bendera (lambang) HMI yang telah direndahkan.

Pertama soal demokrasi intelektual. Negara menjadi kebebasan berserikat dan berpendapat, yang itu telah diamanahkan di dalam Konstitusi bernegara kita. Adanya sikap mau menghegemoni oleh PMII di UIN Jambi tampaknya tidak sehat. Argumentasinya adalah, sesama intelektual baiknya kita bersaing dengan isi kepala, dengan kontribusi dan karya, bukan menggunakan fisik dan kekuatan massa. Ini merupakan sikap pengecut. Memang gesekan itu ada, bagian dari dinamika politik mahasiswa, namun mestinya yang dibenturkan adalah otak, bukan tangan atau suara yang lantang tanpa isi.

Kedua, secara kultural PMII identik dengan kata “sahabat”. Itulah panggilan sesama anggota PMII. Tetapi sahabat hanya sebatas PMII saya pikir itu terlalu sempit. Bahkan ada kalimat, “sesama muslim itu bersaudara”. Saudara levelnya di atas sahabat. Lantas apa yang dipertontonkan sekelompok anggota PMII sudah mencerminkan kultur demikian? Tentu sangat bertolak belakang.

Terakhir, bendera HMI yang diinjak-injak merupakan representasi dari kompleksnya nilai-nilai Keislaman. Di dalam bendera (lambang) itu, terdapat simbol bulan dan bintang, keseimbangan iman ilmu dan amal, serta iman, Islam dan ikhsan. Warnanya hijau melambangkan kemakmuran dan kejayaan Islam, hitam adalah kedalaman pengetahuan yang kesemuanya merupakan Islam itu sendiri. Sehingga tindakan tersebut sama halnya dengan menghina Islam.

Merespon kejadian tersebut, HMI Cabang Jambi dan Badko HMI Jambi, serta para alumni telah membawa perkara ini ke ranah hukum. Adalah langkah yang tepat, arogansi dan rasa kuasa yang brutal perlu diberitahu, bahwa suara lantang tanpa isi di kampus ternyata tidak ada apa-apanya di hadapan hukum. Dengan demikian, semoga pelaku mendapatkan hukuman seadil-adilnya.

 

Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan