website murah
website murah
website murah
website murah

Abadi: 4 Desa Mentaya Hulu Harus Dapat Listrik Serempak 2026

Sekretaris Komisi I DPRD Kotawaringin Timur, Muhammad Abadi. (Okta)

INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Sekretaris Komisi I DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Muhammad Abadi menegaskan bahwa empat desa di Kecamatan Mentaya Hulu perlu mendapat prioritas yang sama dalam program listrik pedesaan tahun anggaran 2026.

Menurut dia, masyarakat di wilayah itu telah menunggu akses listrik bertahun-tahun sehingga pembangunan tidak boleh lagi dilakukan secara timpang.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan PLN pada Senin (24/11/2025), Abadi menyampaikan agar seluruh desa masuk tahap pembangunan secara bersamaan. Ia menilai percepatan pemerataan infrastruktur listrik menjadi kebutuhan mendesak untuk memenuhi hak dasar masyarakat.

“Harapan kami empat desa itu dilakukan serempak untuk penyaluran listrik karena program ini sudah lama ditunggu masyarakat,” ujar Abadi.

Ia menambahkan, pemerintah daerah telah menyerahkan berbagai usulan sejak beberapa tahun lalu. Namun, hingga kini sejumlah desa masih menunggu kejelasan tahapan pembangunan—khususnya dua desa yang tercatat dalam tahap kedua.

Abadi menekankan, bila dua desa tersebut belum dapat direalisasikan karena perencanaan teknis belum rampung, maka pengalihan program harus tetap diberikan kepada desa-desa lain di wilayah Kotim. Hal itu penting agar alokasi anggaran tidak terlepas dan manfaatnya tetap diterima warga daerah setempat.

“Jika pun nanti aliran listrik di tahap dua belum bisa berjalan karena perencanaannya belum rampung, kami harapkan kalau dialihkan pun tetap di desa-desa dalam Kotim agar programnya tidak lepas,” katanya menegaskan.

Dalam forum yang sama, Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kalteng, Sugianto, menjelaskan perkembangan proses pengusulan empat desa tersebut ke dalam program listrik pedesaan. Ia menyebutkan bahwa seluruh desa sudah tercatat dalam perencanaan dan akan diajukan melalui anggaran tahun 2026.

Menurut Sugianto, dua desa akan menjadi prioritas awal berdasarkan kesiapan dokumen teknis, khususnya gambar perencanaan dan rencana anggaran biaya (RAB) yang dinilai sudah layak untuk diajukan.

“Saat ini untuk empat desa yang direncanakan masuk listrik akan kita usulkan di tahun 2026. Pada tahap pertama dua desa dulu, dan tahap kedua menyusul dua desa lainnya. Kita perlu mempersiapkan gambar dan RAB agar ketika diusulkan semua dokumen sudah matang,” jelasnya.

Ia menyebut desa Kapuk dan Pantap akan menjadi sasaran tahap pertama karena kelengkapan dokumen telah tersedia. PLN menilai kesiapan administrasi teknis sangat menentukan percepatan proses penganggaran.

Sementara itu, dua desa lain, yakni Baampah dan Kawan Batu, akan masuk tahap kedua. Untuk wilayah ini, PLN membuka kemungkinan pemanfaatan jaringan listrik yang berasal dari PT Kawan Mas, bergantung pada hasil kajian akhir.

“Biasanya data harus presisi dulu baru bisa diusulkan. Setelah anggaran untuk dua desa tahap pertama turun, kita mulai menyusun perencanaan untuk dua desa lainnya. Untuk anggaran kita sudah siap, tinggal susun gambar dan RAB-nya,” tambah Sugianto.

Skema bertahap tersebut, lanjutnya, merupakan strategi agar pembangunan dapat berjalan sesuai tingkat kesiapan dokumen, tanpa mengorbankan desa yang masih memerlukan penyesuaian teknis.

Masyarakat di Mentaya Hulu, yang selama ini mengandalkan sumber energi alternatif, disebutkan memiliki peluang lebih besar mendapatkan layanan listrik secara bertahap apabila seluruh dokumen teknis dapat segera diselesaikan.

Warga dari empat desa tersebut telah lama mengajukan aspirasi terkait kebutuhan listrik untuk mendukung aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga layanan sosial. Karena itu, percepatan program diharapkan menjadi momentum peningkatan kualitas hidup masyarakat pedalaman Kotim.

Pemerintah daerah dan PLN sepakat untuk memperkuat koordinasi dalam penyusunan dokumen dan pengawalan proses anggaran, agar program tidak kembali mengalami penundaan berkepanjangan.

Dengan pengusulan yang direncanakan pada 2026, masyarakat Mentaya Hulu menunggu realisasi yang lebih pasti setelah bertahun-tahun berada dalam ketidakpastian akses energi modern. (JMY)

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan