
INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Keberadaan buaya yang hidup di sekitar Manusia, menjadi tantangan tersendiri untuk berhati-hati dan waspada. Bagaimana tidak, buaya yang hidup perairan tawar, laut, sungai, danau, rawa, dan lahan basah ini mudah sekali menyerang manusia.
Hewan reptil ganas yang hidup juga di pulau Kalimantan ini, kemunculannya selalu membuat masyarakat ketakutan. Walau muncul, kemudian pergi. Namun, tidak jarang juga masyarakat setempat menjadi korban serangan buaya.
Khusunya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimanatan Tengah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos jaga Sampit mencatat dalam 15 tahun ini ada 51 warga Kotim yang diserang buaya.
“Harus di akui, sulit terwujud kalau cuma kami (BKSDA) yang melakukannya.Ini harus melibatkan banyak pihak. Pemda dan warga masyarakat khususnya yg tinggal di bantaran sungai juga harus terlibat,” kata Kepala BKSDA Pos jaga Sampit, Muriansyah, Kamis 16 Januari 2025.
Berdasarkan data BKSDA sejak tahun 2010-2015 ini sebanyak 51 warga yang diserang buaya di sejumlah wilayah di Kotim. Ada 7 orang meninggal dunia, luka ringan 21, luka berat 7, dan sisanya tidak mengalami luka.
Wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) yang paling banyak memakan korban yakni 16 orang, Teluk Sampit 13, Seranau 8, Pulau Hanaut 4, Cempaga 4, MHU 3, MB Ketapang 3.
Penyebab datanya buaya buntung ni contoh, andang ternak yg berada di tepi sungai atau di atas sungai. Perilaku warga yg membuang bangkai binatang ke sungai. Ini mengundang buaya dan satwa liar lainnya datang ke lokasi tersebut.
Aktifitas yang dilakukan saat diterkam buaya yakni, mandi cuci dan kakus (MCK) 40, mencari ikan/karang/udang 8, jatuh 1 dan aktifitas lainya 2. Muriansyah mengakui memang denga kegiatan di tepi sungai paling rawan buaya tapi di berdekatan dengan kandang ternak warga.
“Kegiatan MCK ini paling sering, memang paling mudah buaya datang langsung menerka. Contoh di Desa Ganepo dulu. Tapi setelah kita komunikasi denga kadesnya, mengadakan mesin air dan profil supaya warga tidak lagi beraktivitas ditepi sungai,” pungkasnya.